Kemanusiaan dan Kesetanan
Minggu, 26 Januari 2020
Tambah Komentar
KEMANUSIAAN adalah tentang nilai-nilai yang dianut
oleh manusia dalam kaitan hubungannya dengan sesama manusia, seperti toleransi,
welas-asih, cinta-kasih, tolong-menolong, gotong-royong, mendahulukan kepentingan
umum, dan banyak lainnya. Semua nilai-nilai itu adalah antara manusia dengan
manusia.
KESETANAN adalah nilai nilai yang dianut setan
dalam hubungannya dengan sesama setan. Sesama setan juga terdapat toleransi,
welas-asih, cinta-kasih, tolong-menolong, gotong-royong, dan banyak nilai-nilai
lainnya.
Cinta-kasih
per definisi manusia itu tentu saja tidak sama dengan cinta-kasih per definisi
setan. Begitu juga definisi welas-asih, cinta-kasih, tolong-menolong,
gotong-royong, dan lainnya, berbeda per definisi antara manusia dan setan,
bahkan berlawanan.
Cinta-kasih pada nilai kemanusiaan adalah tentang
saling mengasihi dan menghormati, cinta-kasih pada nilai kesetanan adalah
tentang saling membenci dan menghina. Toleransi pada nilai kemanusiaan adalah
tentang saling menerima, toleransi pada nilai kesetanan adalah tentang saling
menolak dan mengabaikan. Begitu semuanya.
Tetapi
mari kita bandingkan tentang komitmen. Komitmen MANUSIA terhadap nilai
KEMANUSIAANNYA dengan komitmen SETAN terhadap nilai KESETANANNYA. Tentang
komitmen ini, manusia kalah jauh terhadap setan. Fakta sederhananya begini
: Begitu banyak Manusia yang
Kesetanan, tetapi belum pernah ada Setan yang Kemanusiaan. Atau begini: Begitu
banyak manusia yang tergoda oleh setan, tetapi belum pernah ada setan yang
tergoda oleh manusia.
Komitmen
setan terhadap nilai kesetanannya, jauh lebih kuat daripada komitmen manusia
terhadap nilai kemanusiaannya.
Manusia
korupsi, itu sesuai dengan nilai KESETANAN yaitu tentang mengambil sesuatu yang
bukan hak, tetapi itu bertentangan dengan nilai KEMANUSIAAN. Bukankah sangat
banyak koruptor di Indonesia ini?
Manusia
yang membakar rumah ibadah manusia lainnya, itu sesuai dengan nilai toleransi
pada KESETANAN tetapi bertentangan dengan dengan nilai toleransi pada KEMANUSIAAN.
Bukankah hal seperti ini sangat sering terjadi di Indonesia?
Orang
membuang sampah sembarangan, merokok di segala tempat, berlalu-lintas sesuka
hati sendiri, itu sesuai dengan nilai KESETANAN tetapi bertentangan dengan
nilai KEMANUSIAAN.
Bapak
yang memperkosa anak gadisnya, guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap
siswa perempuan, remaja yang mengkonsumsi narkoba, sangat sesuai dengan nilai
KESETANAN tetapi bertentangan dengan nilai KEMANUSIAAN. Setinggi apakah
frekuensi kejadian seperti ini di Indonesia?
Akibatnya
pertanyaan “berapa banyak manusia Indonesia yang
KESETANAN”
menjadi kurang relevan untuk ditanyakan. Tetapi pertanyaan “berapa
banyak manusia Indonesia yang bertahan pada nilai KEMANUSIAAN” menjadi jauh lebih
relevan untuk diajukan.
Dan
ini ternyata membuat para setan agak cemas sebab pekerjaan mereka makin lama
makin menyempit dan mengecil. Manusia Indonesia itu tidak memerlukan godaan dan
bimbingan setan untuk menjadi KESETANAN, mereka sudah KESETANAN dengan
sendirinya.
Setan
cemas akan kemungkinan kehilangan pekerjaan di Indonesia, dan menjadi
pengangguran. Bisa anda bayangkan jika pada akhirnya semua setan menganggur?,
Sebuah kemungkinan yang meyeramkan adalah jika para setan yang menganggur itu
memilih untuk menjadi manusia.
"Tetaplah jadi Manusia, pahamilah Manusia, Manusiakanlah Manusia"
Belum ada Komentar untuk "Kemanusiaan dan Kesetanan"
Posting Komentar