Bagaimana memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan personal?


Saat ini kita hidup di jaman modern. Cara berpikir dan tingkah laku kita menghadapi persoalan juga harus bijaksana. Ada 2 macam masalah yang selalu mengikuti kita setiap hari yaitu:
Masalah pekerjaan
Rutinitas harian kita dikantor, proyek yang kita tangani pastinya menimbulkan banyak masalah yang bisa terjadi. Dari urusan pengadaan material, sketsa/design, konflik antar rekan kerja dan sebagainya. Seorang leader yang baik memiliki kebijaksanaan dalam membedakan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi. Pemimpin besar itu tidak membedakan karyawan berdasarkan like atau dislike, akrab atau tidak akrab. Bekerja ya bekerja saja. Tidak perduli karyawan tersebut darimana asal sukunya, agama, orangnya kritis atau tidak perdulian. Yang penting adalah bagaimana seorang leader itu bisa mengatur bawahannya sehingga tujuan dari organisasi tercapai. Bawahan pun demikian, saat dia diberikan job description yang jelas maka dia wajib menjalankan tugas nya dengan sebaik-baiknya. Ada cerita lucu dari teman saya, dia memiliki atasan yang sangat tidak profesional. Atasan nya ini tidak bisa mengatur bawahannya sehingga semua pekerjaan dilakukannya semua. Semua diborong bahkan sampai meletakkan racun tikus dipekarangan parkir pun harus dia yang menangani. Padahal posisinya ada General Manager (GM), sahabat saya menikah pun harus di acc atasannya ini jika tidak maka akan dikucilkan. Orang seperti ini sangat “control freak” – ingin mengontrol segalanya dan mempunyai rasa memiliki yang besar. Tidak bisa membedakan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi.
Jika kita memiliki masalah di kantor janganlah masalah itu sampai dibawa kerumah. Jangan kita pulang dengan bad mood dan akhirnya merusak suasana rumah yang tenang menjadi tegang hanya karena kita memiliki masalah dikantor. Jika sudah jam pulang maka lepaskan semuanya. Tinggalkan otak “pekerjaan” kita dikantor. Hidup ini haruslah balance. Hidup tidak melulu masalah pekerjaan. Jika kita terlalu mengabdikan hidup kita kepada pekerjaan percayalah suatu hari anda akan menyesal. Ujung-ujungnya manusia itu akan kembali kepada keluarga. Bagaimanapun keluarga adalah yang utama. Saya tidak akan merusak malam mingguan saya dengan urusan kantor. Suami saya adalah yang utama. Saya sangat mencintai keluarga saya dan mereka adalah yang paling pentng untuk saya.
Masalah personal / pribadi
Saat dikantor seringkali kita membawa masalah dari rumah. Jika pagi hari kita sudah ribut dengan pasangan biasanya seluruh hari itu akan menjadi suram. Nah, disini sikap profesionalisme kita di uji. Sebagai seorang profesional kita harus bisa memilah dan mengkotak-kotakkan masalah. Fokuslah menyelesaikan semua tugas yang ada dikantor dengan sebaik-baiknya. Tinggalkan sejenak masalah dirumah, nanti setiba nya dirumah barulah kita menyelesaikan persoalan yang ada. Jika masalah tersebut cukup berat ada baiknya kita mengambil ijin sehari daripada merusak seluruh hari kita dikantor dan membuat kinerja kita menjadi terlihat buruk oleh atasan. Berusahalah bersikap tenang. Kadang masalah itu bisa selesai dengan sendirinya tanpa kita campur tangan. Kadang kita hanya butuh bersabar dan membiarkan waktu yang menjawab. Banyak berpikir sering kali tidak menyelesaikan masalah malah hanya menambah masalah menjadi lebih rumit.
Jika kita terlalu pusing menghadapi persoalan yang ada maka fokuslah terhadap tugas dikantor. Hal ini bisa menjadi terapi tersendiri. Daripada dirumah menangis sendirian, dengan tetap menjalankan rutinitas dikantor maka pikiran kita akan teralihkan, kita pun memiliki teman yang bisa menghibur kita. Intinya adalah kita harus bijaksana dalam menghadapi persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Entah urusan pekerjaan ataupun urusan pribadi. Stay cool and calm. Seluruh dunia tidak perlu tahu semua masalahmu. Tetaplah tersenyum dan percayalah Tuhan tidak akan memberikan manusia cobaan melebihi kemampuannya.



Belum ada Komentar untuk "Bagaimana memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan personal?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel