Bagaimana memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan personal?
Kamis, 13 Agustus 2020
Tambah Komentar
Saat ini kita hidup di jaman
modern. Cara berpikir dan tingkah laku kita menghadapi persoalan juga harus
bijaksana. Ada 2 macam masalah yang selalu mengikuti kita setiap hari yaitu:
Masalah pekerjaan
Rutinitas harian kita dikantor,
proyek yang kita tangani pastinya menimbulkan banyak masalah yang bisa terjadi.
Dari urusan pengadaan material, sketsa/design, konflik antar rekan kerja dan
sebagainya. Seorang leader yang baik memiliki kebijaksanaan dalam membedakan
masalah pekerjaan dengan masalah pribadi. Pemimpin besar itu tidak membedakan
karyawan berdasarkan like atau dislike, akrab atau tidak akrab. Bekerja ya
bekerja saja. Tidak perduli karyawan tersebut darimana asal sukunya, agama,
orangnya kritis atau tidak perdulian. Yang penting adalah bagaimana seorang
leader itu bisa mengatur bawahannya sehingga tujuan dari organisasi tercapai.
Bawahan pun demikian, saat dia diberikan job description yang jelas maka dia
wajib menjalankan tugas nya dengan sebaik-baiknya. Ada cerita lucu dari teman
saya, dia memiliki atasan yang sangat tidak profesional. Atasan nya ini tidak
bisa mengatur bawahannya sehingga semua pekerjaan dilakukannya semua. Semua
diborong bahkan sampai meletakkan racun tikus dipekarangan parkir pun harus dia
yang menangani. Padahal posisinya ada General Manager (GM), sahabat saya
menikah pun harus di acc atasannya ini jika tidak maka akan dikucilkan. Orang
seperti ini sangat “control freak” – ingin mengontrol segalanya dan mempunyai
rasa memiliki yang besar. Tidak bisa membedakan masalah pekerjaan dengan
masalah pribadi.
Jika kita memiliki masalah di
kantor janganlah masalah itu sampai dibawa kerumah. Jangan kita pulang dengan
bad mood dan akhirnya merusak suasana rumah yang tenang menjadi tegang hanya
karena kita memiliki masalah dikantor. Jika sudah jam pulang maka lepaskan
semuanya. Tinggalkan otak “pekerjaan” kita dikantor. Hidup ini haruslah
balance. Hidup tidak melulu masalah pekerjaan. Jika kita terlalu mengabdikan
hidup kita kepada pekerjaan percayalah suatu hari anda akan menyesal.
Ujung-ujungnya manusia itu akan kembali kepada keluarga. Bagaimanapun keluarga
adalah yang utama. Saya tidak akan merusak malam mingguan saya dengan urusan
kantor. Suami saya adalah yang utama. Saya sangat mencintai keluarga saya dan
mereka adalah yang paling pentng untuk saya.
Masalah personal / pribadi
Saat dikantor seringkali kita
membawa masalah dari rumah. Jika pagi hari kita sudah ribut dengan pasangan
biasanya seluruh hari itu akan menjadi suram. Nah, disini sikap profesionalisme
kita di uji. Sebagai seorang profesional kita harus bisa memilah dan
mengkotak-kotakkan masalah. Fokuslah menyelesaikan semua tugas yang ada
dikantor dengan sebaik-baiknya. Tinggalkan sejenak masalah dirumah, nanti
setiba nya dirumah barulah kita menyelesaikan persoalan yang ada. Jika masalah
tersebut cukup berat ada baiknya kita mengambil ijin sehari daripada merusak
seluruh hari kita dikantor dan membuat kinerja kita menjadi terlihat buruk oleh
atasan. Berusahalah bersikap tenang. Kadang masalah itu bisa selesai dengan
sendirinya tanpa kita campur tangan. Kadang kita hanya butuh bersabar dan
membiarkan waktu yang menjawab. Banyak berpikir sering kali tidak menyelesaikan
masalah malah hanya menambah masalah menjadi lebih rumit.
Jika kita terlalu pusing
menghadapi persoalan yang ada maka fokuslah terhadap tugas dikantor. Hal ini
bisa menjadi terapi tersendiri. Daripada dirumah menangis sendirian, dengan
tetap menjalankan rutinitas dikantor maka pikiran kita akan teralihkan, kita
pun memiliki teman yang bisa menghibur kita. Intinya adalah kita harus
bijaksana dalam menghadapi persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Entah
urusan pekerjaan ataupun urusan pribadi. Stay cool and calm. Seluruh dunia
tidak perlu tahu semua masalahmu. Tetaplah tersenyum dan percayalah Tuhan tidak
akan memberikan manusia cobaan melebihi kemampuannya.
Belum ada Komentar untuk "Bagaimana memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan personal?"
Posting Komentar