Gotong Royong

Rasanya sudah semakin asing  dengan tema gotong royong? Saat ini Masyarakat Kecamatan Benda sedang disibukkan dengan kegiatan “Ayo…Beresin Bantaran Sungai Kita” yang berlokasi di Kelurahan Belendung, dalam rangka menyambut HUT Kota Tangerang ke-27th Karena lokasi itu adalah wilayah kita maka rasanya tak enak hati kalau tidak menampakkan batang hidung.
Presiden Soekarno waktu sidang BPUPKI 1945 menyebut gotong royong sebagai pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama.
Dengan kata lain gotong royong itu kegiatan kerja bersama-sama dengan warga untuk mengerjakan sesuatu agar cepat tuntas. Misal saja bersih gorong-gorong, pengerasan jalan, bersih-bersih masjid, dan banyak lagi. Dengan gotong royong persoalan sulit jadi mudah, berat jadi ringan, sukar jadi gampang. Kira-kira begitulah kalau kita  mendefenisikan secara sederhana makna dan tujuan gotong royong.
Kita patut berbangga gotong royong jadi salah satu identitas bangsa. Bangsa ini besar karena dari sejak dulu orang-orang tua kita mencontohkan bagaimana seharusnya hidup di masyarakat saling bahu-membahu, bekerja sama untuk memudahkan urusan orang lain. Di daerah kita  ada istilah sambatan, yaitu budaya membangun rumah secara bersama-sama. Dan sayangnya budaya ini sudah mulai memudar dari lingkungan masyarakat kita, Ya karena segala sesuatu sekarang sudah dinilai dengan materi. Gak tahu kenapa. Tapi nyatanya demikian. Mungkin kalau masih ada budaya sambatan barangkali di daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi dengan kuat.

Dimana itu? Entahlah. Yang pasti budaya gotong royong sudah digerus dengan budaya kekinian. Jangankan gotong royong, budaya tegur sapa saja sudah mulai terfragmentasi oleh teknologi. Budaya holobis kuntul baris dapat terbangun diawali saling sapa, saling kenal, saling memahami, saling menolong dan saling menanggung. Empat "saling" ini akan melahirkan ukhuwah islamiyah, ijtimaiyah, dan wathaniyah. Jika semangat ukhuwah ini terbangun dengan baik, maka sikap individual akan hilang secara pelan-pelan.

Namun demikian, di zaman yang serba modern ini, sikap individualis mudah ditemui di lingkungan sekitar kita. Bukan tanpa alasan, mereka memiliki segudang alibi untuk tidak terlibat aktif di masyarakat. Di ajak gotong royong ogah-ogahan. Diajak kegiatan sosial kura-kura dalam perahu alias pura-pura tidak tahu. Atau dengan dalih sibuk dengan pekerjaan ini dan itu.
Dengan tidak terlibat gotong royong sebenarnya yang dirugikan kita sendiri. Ingat kita tidak selamanya di atas, adakalanya kita di bawah. Juga tidak selamanya apa-apa dapat diganti dengan uang. Dalam hal-hal tertentu kita pasti membutuhkan bantuan orang lain. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari jikalau masyarakat mengucilkan kita lantaran tidak mau diajak gotong royong. Kan repot juga kalau kita punya gawe tetapi tidak ada yang datang.
Padahal ya gotong royong itu menyehatkan. Berbaur bersama. Bercengkrama bersama. Makan dan minum kopi bersama. Kerja bersama-sama. Datanglah meskipun hanya sekedar bantu angkat-angkat. Remeh di mata kita belum tentu remeh di mata Allah. Apalagi kerjanya diiringi dengan sikap ikhlas tentu semua akan berniilai ibadah.


Bukannya manusia lahir ke muka bumi diperintahkan hanya untuk beribadah? konteks ibadah maknanya sangat luas. Tidak sempit hanya melulu tentang Sholat saja,  Namun harus membiasakan diri ibadah sosial.
"Mari bangkitkan kembali semangat gotong royong. sisihkan waktu kita secara proporsional sesibuk apapun. bisa membagi dengan baik ke dalam ruang-ruang waktu itu. Atur dengan baik karena masyarakat akan selalu menunggu kontribusi kita."

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
 Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Memberikan manfaat kepada orang lain dan lingkungan, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. 

Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman: 
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri (QS. Al-Isra:7)

Belum ada Komentar untuk "Gotong Royong"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel