Gotong Royong
Kamis, 30 Januari 2020
Tambah Komentar
Rasanya
sudah semakin asing dengan tema gotong
royong? Saat ini Masyarakat Kecamatan Benda sedang disibukkan dengan kegiatan “Ayo…Beresin
Bantaran Sungai Kita” yang berlokasi di Kelurahan Belendung, dalam rangka
menyambut HUT Kota Tangerang ke-27th Karena lokasi itu adalah
wilayah kita maka rasanya tak enak hati kalau tidak menampakkan batang hidung.
Presiden Soekarno waktu sidang
BPUPKI 1945 menyebut gotong royong sebagai pembantingan tulang bersama,
pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat
kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris
buat kepentingan bersama.
Dengan kata lain gotong royong itu
kegiatan kerja bersama-sama dengan warga untuk mengerjakan sesuatu agar cepat
tuntas. Misal saja bersih gorong-gorong, pengerasan jalan, bersih-bersih masjid,
dan banyak lagi. Dengan gotong royong persoalan sulit jadi mudah, berat jadi
ringan, sukar jadi gampang. Kira-kira begitulah kalau kita mendefenisikan secara sederhana makna dan
tujuan gotong royong.
Kita patut berbangga gotong royong jadi
salah satu identitas bangsa. Bangsa ini besar karena dari sejak dulu orang-orang
tua kita mencontohkan bagaimana seharusnya hidup di masyarakat saling
bahu-membahu, bekerja sama untuk memudahkan urusan orang lain. Di daerah kita ada istilah sambatan, yaitu budaya membangun
rumah secara bersama-sama. Dan sayangnya budaya ini sudah mulai memudar dari
lingkungan masyarakat kita, Ya karena segala sesuatu sekarang sudah
dinilai dengan materi. Gak tahu kenapa. Tapi nyatanya demikian. Mungkin kalau
masih ada budaya sambatan barangkali di daerah-daerah yang masih mempertahankan
tradisi dengan kuat.
Dimana itu? Entahlah. Yang pasti budaya
gotong royong sudah digerus dengan budaya kekinian. Jangankan gotong royong,
budaya tegur sapa saja sudah mulai terfragmentasi oleh teknologi. Budaya
holobis kuntul baris dapat terbangun diawali saling sapa, saling kenal, saling
memahami, saling menolong dan saling menanggung. Empat "saling" ini
akan melahirkan ukhuwah islamiyah, ijtimaiyah, dan wathaniyah. Jika semangat ukhuwah
ini terbangun dengan baik, maka sikap individual akan hilang secara pelan-pelan.
Namun
demikian, di zaman yang serba modern ini, sikap individualis mudah ditemui di
lingkungan sekitar kita. Bukan tanpa alasan, mereka memiliki segudang alibi
untuk tidak terlibat aktif di masyarakat. Di ajak gotong royong ogah-ogahan.
Diajak kegiatan sosial kura-kura dalam perahu alias pura-pura tidak tahu. Atau
dengan dalih sibuk dengan pekerjaan ini dan itu.
Dengan tidak terlibat gotong
royong sebenarnya yang dirugikan kita sendiri. Ingat kita tidak selamanya di
atas, adakalanya kita di bawah. Juga tidak selamanya apa-apa dapat diganti
dengan uang. Dalam hal-hal tertentu kita pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari jikalau masyarakat mengucilkan
kita lantaran tidak mau diajak gotong royong. Kan repot juga kalau kita punya gawe tetapi tidak ada yang datang.
Padahal ya gotong royong itu menyehatkan. Berbaur bersama.
Bercengkrama bersama. Makan dan minum kopi bersama. Kerja bersama-sama.
Datanglah meskipun hanya sekedar bantu angkat-angkat. Remeh di mata kita belum
tentu remeh di mata Allah. Apalagi kerjanya diiringi dengan sikap ikhlas tentu
semua akan berniilai ibadah.
Bukannya manusia lahir ke muka bumi diperintahkan hanya untuk
beribadah? konteks ibadah maknanya sangat luas. Tidak sempit hanya melulu
tentang Sholat saja, Namun harus membiasakan diri ibadah sosial.
"Mari bangkitkan kembali semangat gotong royong. sisihkan waktu kita secara proporsional sesibuk apapun. bisa membagi dengan baik ke dalam ruang-ruang waktu itu. Atur dengan baik karena masyarakat akan selalu menunggu kontribusi kita."
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Memberikan manfaat kepada orang lain dan lingkungan, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri.
Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
Belum ada Komentar untuk "Gotong Royong"
Posting Komentar