Manusia dan Kemanusiaan
Minggu, 13 September 2020
Tambah Komentar
Tuhan menciptakan banyak sekali makhluk
di dunia ini, yang apabila dibagi secara global terdapat dua yaitu yang ghaib (tidak terlihat) dan yang dhahir (terlihat). Makhluk yang
terlihat misalnya adalah manusia, hewan, tumbuhan, planet-palnet, air, dan
ciptaanNya yang lain.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang
memiliki kelebihan, dibandingkan dengan ciptaanNya yang lain. Hal yang
membedakan manusia dengan yang makhluk lain adalah karena manusia diberikan
akal. Tidak hanya sekedar otak, tapi akal yang seperti dimaksud Buya HAMKA
adalah untuk membedakan mana baik dan buruk.
Manusia secara definisi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah makhluk yang berakal budi. Ya, berakal dan berbudi
itulah hakikat manusia. Tak sekedar dia pandai tapi dia memiliki budi yang
berarti kepandaiannya untuk menimbang mana baik dan buruk. Oleh karena itulah
manusia disandingkan dengan perkataan kemanusiaan.
Apabila ada suatu bencana maka dikatakan
daerah tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Apabila ada suatu tindakan pelecehan atau
perbuatan yang merugikan orang lain maka dikatakan dia melanggar hak asasi
manusia. Kemanusiaan, sebagai cermin bahwa manusia itu menjalankan layaknya
seorang manusia.
Dalam pembukaan UUD 1945, negara kita dengan
tegas menolak penjajahan, karena tidak sesuai dengan kemanusiaan. Lantas apa
itu kemanusiaan?.
Ketika pencuri mengambil barang orang lain,
sebenarnya orang tersebut juga pasti merasa kalau barang miliknya diambil orang
lain pasti sakit, marah, sedih. Maka ketika pencuri tersebut tidak jadi
melakukan aksinya maka dia disebut manusia yang berkemanusiaan.
Lantas apakah ketika pencuri tersebut
dikatakan bukan manusia ketika melakukan aksi pencuriaan?. Tentu tidak, dia
hanya sedang kehilangan kemanusiaannya ketika melakukan aksi tersebut.
Ya, kemanusiaan adalah kembali pada
hakikat manusia tadi, makhluk yang memiliki akal budi. Memiliki perangai yang
baik. Itulah sifat manusia yang disebut kemanusiaan. Kemanusiaan merupakan
sifat manusia yang perlu dijaga, oleh karena itu tidak mungkin lantas orang
berpapasan di jalan kemudian memukul orang tersebut walaupun dia sebenarnya
bisa melakukan, tidak akan orang mencuri walaupun sebenarnya bisa saja dia
mencuri, karena mereka memiliki sifat yang disebut kemanusiaan itu.
Dalam suatu ceramah yang disampaikan KH Anwar
Zahid, beliau menasehati kepada kami dengan meniru gaya nasehat para orang tua
dulu, “lek gak gelem dijewer, ojok jewer”. Yang
apabila diartikan kira-kira adalah “apabila tidak mau dijewer, jangan menjewer
orang lain”. Sederhana tapi punuh makna. Apabila tidak mau disakiti, maka
jangan menyakiti. Apabila dipahami lebih dalam lagi, maka ungkapan tersebut
seperti apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, “man
laa yarham, laa yurham”. Siapa yang tidak menyayangi, dia
tidak akan disayangi. Sudah tentu manusia tidak mau dirinya dihina orang,
lantas apakah dia mau menhina orang?. Itulah manusia yang bersifat kemanusiaan.
Maka kemanusiaan tidak hanya sebatas tentang
memiliki akal budi. Tapi manusia juga adalah yang ikut memanusiakan manusia
yang lain.
Apabila dia ditempatkan dalam posisi yang
tidak nyaman, pasti dia merasa resah. Maka dikarenakan keresahannya itulah dia tidak
mau orang lain merasa terus dalam posisi yang diapun apabila diposisi yang sama
merasa tidak nyaman.
Kemanusiaan adalah bentuk perdamaian yang
nyata, tatkala satu manusia dengan yang lainnya menjaga agar saling damai,
tentram, sejahtera. Apa sebabnya?, karena dia sendiri tidak mau apabila diusik
kenyamanannya, maka dia juga tidak mau mengusik kenyamanan orang lain yang
disekitarnya.
Belum ada Komentar untuk "Manusia dan Kemanusiaan"
Posting Komentar