Manusia dan Kemanusiaan



Tuhan menciptakan banyak sekali makhluk di dunia ini, yang apabila dibagi secara global terdapat dua yaitu yang ghaib (tidak terlihat) dan yang dhahir (terlihat). Makhluk yang terlihat misalnya adalah manusia, hewan, tumbuhan, planet-palnet, air, dan ciptaanNya yang lain.

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang memiliki kelebihan, dibandingkan dengan ciptaanNya yang lain. Hal yang membedakan manusia dengan yang makhluk lain adalah karena manusia diberikan akal. Tidak hanya sekedar otak, tapi akal yang seperti dimaksud Buya HAMKA adalah untuk membedakan mana baik dan buruk.

Manusia secara definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah makhluk yang berakal budi. Ya, berakal dan berbudi itulah hakikat manusia. Tak sekedar dia pandai tapi dia memiliki budi yang berarti kepandaiannya untuk menimbang mana baik dan buruk. Oleh karena itulah manusia disandingkan dengan perkataan kemanusiaan.

Apabila ada suatu bencana maka dikatakan daerah tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Apabila ada suatu tindakan pelecehan atau perbuatan yang merugikan orang lain maka dikatakan dia melanggar hak asasi manusia. Kemanusiaan, sebagai cermin bahwa manusia itu menjalankan layaknya seorang manusia.

Dalam pembukaan UUD 1945, negara kita dengan tegas menolak penjajahan, karena tidak sesuai dengan kemanusiaan. Lantas apa itu kemanusiaan?.
Ketika pencuri mengambil barang orang lain, sebenarnya orang tersebut juga pasti merasa kalau barang miliknya diambil orang lain pasti sakit, marah, sedih. Maka ketika pencuri tersebut tidak jadi melakukan aksinya maka dia disebut manusia yang berkemanusiaan.

Lantas apakah ketika pencuri tersebut dikatakan bukan manusia ketika melakukan aksi pencuriaan?. Tentu tidak, dia hanya sedang kehilangan kemanusiaannya ketika melakukan aksi tersebut.

Ya, kemanusiaan adalah kembali pada hakikat manusia tadi, makhluk yang memiliki akal budi. Memiliki perangai yang baik. Itulah sifat manusia yang disebut kemanusiaan. Kemanusiaan merupakan sifat manusia yang perlu dijaga, oleh karena itu tidak mungkin lantas orang berpapasan di jalan kemudian memukul orang tersebut walaupun dia sebenarnya bisa melakukan, tidak akan orang mencuri walaupun sebenarnya bisa saja dia mencuri, karena mereka memiliki sifat yang disebut kemanusiaan itu.

Dalam suatu ceramah yang disampaikan KH Anwar Zahid, beliau menasehati kepada kami dengan meniru gaya nasehat para orang tua dulu, “lek gak gelem dijewer, ojok jewer”. Yang apabila diartikan kira-kira adalah “apabila tidak mau dijewer, jangan menjewer orang lain”. Sederhana tapi punuh makna. Apabila tidak mau disakiti, maka jangan menyakiti. Apabila dipahami lebih dalam lagi, maka ungkapan tersebut seperti apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, “man laa yarham, laa yurham”. Siapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi. Sudah tentu manusia tidak mau dirinya dihina orang, lantas apakah dia mau menhina orang?. Itulah manusia yang bersifat kemanusiaan.
Maka kemanusiaan tidak hanya sebatas tentang memiliki akal budi. Tapi manusia juga adalah yang ikut memanusiakan manusia yang lain.

Apabila dia ditempatkan dalam posisi yang tidak nyaman, pasti dia merasa resah. Maka dikarenakan keresahannya itulah dia tidak mau orang lain merasa terus dalam posisi yang diapun apabila diposisi yang sama merasa tidak nyaman.

Kemanusiaan adalah bentuk perdamaian yang nyata, tatkala satu manusia dengan yang lainnya menjaga agar saling damai, tentram, sejahtera. Apa sebabnya?, karena dia sendiri tidak mau apabila diusik kenyamanannya, maka dia juga tidak mau mengusik kenyamanan orang lain yang disekitarnya.




Belum ada Komentar untuk "Manusia dan Kemanusiaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel