RENDAH HATI

Foto Tim SIBAT PMI Belendung & Jubar
Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering menjumpai orang yang senang menceritakan kelebihannya, membangga-banggakan keunggulan dan meninggi-ninggikan status kehidupannya. Mereka selalu berbicara tentang dirinya dan berusaha mengabaikan keberadaan orang sekelilingnya.
Saat kita membicarakan prestasi seseorang, maka mereka akan segera memotong pembicaraan kita dan mengatakan "Ah... itu mah biasa saja. Saya sudah sering banget memperoleh apa yang didapatkannya, bahkan saya tidak mampu menghitung sudah berapa banyak prestasi yang kuraih..."
Ungkapan bernada sombong seperti itu, bukannya membuat orang simpati atau mengelu-elukannya, melainkan membuat orang lain merasa kesal, marah dan menjatuhkan jari jempol ke bawah sembari menunjukkan sikap yang antipati kepadanya.
Mereka tidak akan pernah dapat menerima kelebihan orang lain. Tidak mau orang lain membicarakan keunggulan orang lain. Dan terutama, tidak terima jika ada orang yang menyanjung orang lain selain dirinya dan sekutunya. Akibatnya, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menonjolkan keunggulannya, walau kadang harus membual dan berbohong. Bagi mereka, tidak ada yang lebih hebat dari dirinya.
Orang yang rendah hati adalah orang yang *dapat menerima kelebihan dan keunggulan* orang lain dengan *wajar, tanpa iri dan dengki* serta *tidak berusaha menjatuhkan orang lain*.
Orang yang rendah hati akan *mengakui dan menghargai* kehebatan orang lain. Tidak merasa terusik atau terganggu. Tidak merasa dirinya menjadi rendah dan tidak merasa adanya rivalisasi atau persaingan.
Selanjutnya, orang yang rendah hati akan *merasa bangga dengan keberhasilan orang lain*. Larut dalam kegembiraaan karena kesuksesan orang lain dan bersedia memberikan pujian dengan tulus.
Orang yang rendah hati akan *selalu mendengar dan menerima* pendapat orang lain, walaupun sesungguhnya dia sudah mengetahuinya. Tidak berniat sama sekali untuk menjatuhkan kehormatan seseorang dengan menunjukkan kelemahannya di depan khalayak ramai.
Orang yang rendah hati akan *selalu belajar dari orang lain dan tidak pernah merasa dirinya sempurna*. Menganggap siapapun yang dijumpainya adalah *guru kehidupannya*.
Sebaliknya, orang yang tinggi hati tidak akan pernah mengakui keunggulan dan kehebatan orang lain. Merasa terganggu oleh kelebihan orang lain. Merasa tersaingi dan takut jika pamornya turun karena ada yang lebih unggul darinya. Dan yang pasti, orang yang tinggi hati tidak akan bisa menerima kekalahan.
Lalu...
Apakah kita termasuk orang yang rendah hati atau tinggi hati? Jawaban dari diri kita bukanlah jawaban yang sepenuhnya benar, karena semua ini haruslah diberikan oleh orang lain, terutama orang-orang sekeliling kita. Karena setiap tindakan kita selalu mendapat penilaian dari mereka.
Tugas kita hanyalah selalu berperilaku rendah hati, kapan dan dimana saja. Kita harus dapat mengakui kekurangan diri sendiri dan bersedia angkat topi atas keberhasilan orang lain. Jangan menjadi orang yang tinggi hati, orang yang tidak dapat menerima kelebihan orang lain, sehingga memunculkan sifat sirik, dengki, benci dan dendam. Sifat yang kurang baik seperti itu hanya akan menyiksa batin, merampas kebahagiaan dan menjadi racun dalam diri kita sendiri.
Sikap rendah hati akan membuat hidup kita menjadi *lebih indah dalam nuansa kedamaian*. 



Belum ada Komentar untuk "RENDAH HATI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel