Menjaga Kepercayaan dengan Menegakkan Kejujuran
Minggu, 02 Februari 2020
Tambah Komentar
Begitu mahalnya nilai sebuah kejujuran sampai disebutkan dalam sebuah riwayat, tidak ada akhlak yang paling dibenci Rasulullah lebih dari bohong.BETAPA kejujuran dianggap sebagai harta tak ternilai dalam pergaulan di dunia ini. Sejak kecil, Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam pergi berdagang dengan pamannya ke negeri-negeri tetangga. Beliau membawa modal dari beberapa pengusaha kaya, kemudian kembali ke kampungnya dengan membawa keuntungan dari hasil berdagang. Karena sangat jujurnya beliau, sampai-sampai beliau dijuluki “al-Amin” oleh masyarakat sekitarnya, yang berarti “dapat dipercaya”.
Betapa
kita akan menjadi sangat kecewa dan sakit hati apabila kita dibohongi oleh
sahabat kita, atau oleh orang lain yang kita kenal. Karena begitu mahalnya
nilai sebuah kejujuran maka siapa yang menodai kejujuran itu dengan kebohongan,
haruslah ia berjuang kembali dari awal untuk memperoleh kepercayaan penuh lagi
dari teman-teman yang dulu pernah memercayainya.
Sekali kita berbohong, selamanya orang tidak akan percaya lagi kepada kita. Kira-kira begitulah ungkapan yang menggambarkan betapa berartinya sebuah kejujuran.
Sekali kita berbohong, selamanya orang tidak akan percaya lagi kepada kita. Kira-kira begitulah ungkapan yang menggambarkan betapa berartinya sebuah kejujuran.
Dalam
sebuah riwayat dikatakan bahwa tidak ada akhlak yang paling dibenci Rasulullah
lebih dari bohong.
Apabila beliau melihat seseorang bohong dari segi apa pun, orang itu tidak keluar dari perasaan hati Rasulullah sampai beliau tahu bahwa orang itu telah bertobat.
Apabila beliau melihat seseorang bohong dari segi apa pun, orang itu tidak keluar dari perasaan hati Rasulullah sampai beliau tahu bahwa orang itu telah bertobat.
“Sesungguhnya
orang yang paling kubenci dan yang paling jauh dariku pada hari kiamat adalah
orang-orang yang banyak omong kosong, bermulut besar lagi berlagak tahu.” (HR
Tirmidzi).
Rasulullah
pernah bersabda, “Ada tiga hal yang barangsiapa memiliki semuanya maka dia
munafik sejati. Dan barangsiapa memiliki salah satu di antaranya, berarti dia
mempunyai satu jenis sifat munafik hingga dia meninggalkannya. Yaitu; "bila
diamanahi dia khianat, bila berkata dia dusta, dan bila berjanji dia
mengingkari.”
Maka,
lidah yang tidak terjaga dengan baik, menebarkan dusta, dan menyebabkan
khianat, itulah orang yang munafik. Maka, berhati-hatilah kita dalam memikul
amanah.
Belum ada Komentar untuk "Menjaga Kepercayaan dengan Menegakkan Kejujuran"
Posting Komentar