RASA KEPEDULIAN MULAI LENTUR DAN LUNTUR
Sabtu, 25 Januari 2020
Tambah Komentar
Lebih memilih yang mana, Teman yang berilmu
pengetahuan tinggi atau teman yang berilmu kepedulian tinggi? dalam kata lain
teman yang pintar atau teman yang peduli?
Sungguh
pertanyaan yang mudah, tapi berbagai jawaban akan terlontarkan kalau
pandangan saya, dua-duanya bisa menjadi pilihan asalkan ada tapinya, semuanya
bisa dipilih dengan bersamaan, tapi
pertanyaannya lagi, lebih pilih mana?
Teman yang
berilmu pengetahuan belum tentu memiliki rasa kepedulian yang baik. Ilmu yang
mereka pelajari seperti Ilmu pengetahuan sosial, alam, ekonomi, sains,
politik, teknik, sistem dan sebagainya. Ya memang, sekolah tinggi-tinggi tapi
rasa kepeduliannya tidak dipakai itu bisa menjadi masalah besar dalam kehidupan
sosial kita. Memang banyak sekali kejadian miskin sosial di kehidupan ini,
bahkan mereka yang telah beriman dan memiliki agama, masih belum bisa
menerapkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Contoh musibah
kebanjiran yang menimpa saudara-saudara kita, yaitu saudara kita yang
berada di beberapa kelurahan. Mereka sedang mengalami masa-masa sulit.
Pagi-Siang hingga malam mereka hidup dalam kesulitan tempat istirahat dan makan.
Jika kita tidak mau membantu, Dimanakah rasa kepedulian kita ini?
Jadi,
kepedulian kitalah yang dibutuhkan untuk membantu mereka, lebih baik lagi jika
ilmu yang kita miliki bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan yang
tiada hentinya ini.
Di zaman
sekarang ilmu kepedulian sangat sulit
didapatkan dibandingkn ilmu pengetahuan. Hal ini dijelaskan, karena ilmu
kepedulian dibentuk sejak kita lahir, orang tua kita yang pertama mengajarkan
tentang ilmu kepedulian. Kepedulian orangtua kepada anaknya itulah contoh dari
rasa peduli, hingga kita dibesarkan sekarang, sangat panjang proses memunculkan
rasa kepedulian itu hingga akhirnya kita tahu apa maksud dari kata “PEKA”.
orang modern saat ini banyak menyebutkan kata “PEKA” sebagai bentuk respon dari
orang yang peduli. Beda dengan ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan sekarang
dan butuh proses yang cepat.
Semoga mulai
dari sekarang teman-teman bisa berfikir dan bisa menumbuhkan rasa kepedulian
terhadap sesama termasuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.
dalam
hadits Rasulullah mengatakan:
“Tidaklah termasuk beriman
seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai
dirinya sendiri”. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)
Allah
swt. berfirman:
“Kamu sekali-kali tidak sampai
kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta
yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya”
Sungguh
betapa sempurnanya akhlak orang-orang yang peduli. Bentuk rasa peduli yang
kecil saja bisa memberikan perubahan dan menciptakan sesuatu yang
besar. Lakukan mulai dari hal yang kecil seperti peduli terhadap
lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, menjenguk dan membantu teman yang
sakit, berdoa untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan kesulitan.
So
Bagaimana menurut pandangan teman-teman? agar bisa menjadi orang yang berilmu tapi tetap memiliki rasa peduli terhadap sesama serta
bisa menumbuhkannya. Bahwa ilmu memang penting, ilmu apa saja terutama Ilmu
Agama karena Allah telah berjanji akan meninggikan derajat bagi mereka yang
berilmu pengetahuan dan memberikan jalan serta kemudahan bagi mereka yang
sedang ingin belajar dan memperoleh ilmu. Tapi sama saja jika ilmu yang kita
dapatkan tidak kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak kita
ajarkan kepada orang-orang disekitar kita, dan juga tidak kita manfaatkan untuk
masyarakat kita. Jadi apa yang kita miliki sekarang jadikan itu dalam bentuk
kepedulian terhadap sesama.
Belum ada Komentar untuk "RASA KEPEDULIAN MULAI LENTUR DAN LUNTUR"
Posting Komentar