RASA KEPEDULIAN MULAI LENTUR DAN LUNTUR




Lebih memilih yang mana, Teman yang berilmu pengetahuan tinggi atau teman yang berilmu kepedulian tinggi? dalam kata lain teman yang pintar atau teman yang peduli?

Sungguh pertanyaan yang mudah, tapi berbagai jawaban akan terlontarkan kalau pandangan saya, dua-duanya bisa menjadi pilihan asalkan ada tapinya, semuanya bisa  dipilih dengan bersamaan, tapi pertanyaannya lagi, lebih pilih mana? 

Teman  yang berilmu pengetahuan belum tentu memiliki rasa kepedulian yang baik. Ilmu yang mereka pelajari seperti Ilmu pengetahuan sosial, alam, ekonomi, sains, politik, teknik, sistem dan sebagainya. Ya memang, sekolah tinggi-tinggi tapi rasa kepeduliannya tidak dipakai itu bisa menjadi masalah besar dalam kehidupan sosial kita. Memang banyak sekali kejadian miskin sosial di kehidupan ini, bahkan mereka yang telah beriman dan memiliki agama, masih belum bisa menerapkan rasa kepedulian terhadap sesama.

Contoh musibah kebanjiran yang menimpa saudara-saudara kita, yaitu saudara kita yang berada di beberapa kelurahan. Mereka sedang mengalami masa-masa sulit. Pagi-Siang hingga malam mereka hidup dalam kesulitan tempat istirahat dan makan. Jika kita tidak mau membantu, Dimanakah rasa kepedulian kita ini?

Jadi, kepedulian kitalah yang dibutuhkan untuk membantu mereka, lebih baik lagi jika ilmu yang kita miliki bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan yang tiada hentinya ini.

Di zaman sekarang  ilmu kepedulian sangat sulit didapatkan dibandingkn ilmu pengetahuan. Hal ini dijelaskan, karena ilmu kepedulian dibentuk sejak kita lahir, orang tua kita yang pertama mengajarkan tentang ilmu kepedulian. Kepedulian orangtua kepada anaknya itulah contoh dari rasa peduli, hingga kita dibesarkan sekarang, sangat panjang proses memunculkan rasa kepedulian itu hingga akhirnya kita tahu apa maksud dari kata “PEKA”. orang modern saat ini banyak menyebutkan kata “PEKA” sebagai bentuk respon dari orang yang peduli. Beda dengan ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan sekarang dan butuh proses yang cepat.

Semoga mulai dari sekarang teman-teman bisa berfikir dan bisa menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama termasuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.

dalam hadits Rasulullah mengatakan:
“Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

Allah swt. berfirman:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”
Sungguh betapa sempurnanya akhlak orang-orang yang peduli. Bentuk rasa peduli yang kecil saja bisa memberikan perubahan dan menciptakan sesuatu yang besar. Lakukan mulai dari hal yang kecil seperti peduli terhadap lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, menjenguk dan membantu teman yang sakit, berdoa untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan kesulitan.

So Bagaimana menurut pandangan teman-teman? agar bisa menjadi orang  yang berilmu tapi tetap memiliki rasa peduli terhadap sesama serta bisa menumbuhkannya. Bahwa ilmu memang penting, ilmu apa saja terutama Ilmu Agama karena Allah telah berjanji akan meninggikan derajat bagi mereka yang berilmu pengetahuan dan memberikan jalan serta kemudahan bagi mereka yang sedang ingin belajar dan memperoleh ilmu. Tapi sama saja jika ilmu yang kita dapatkan tidak kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak kita ajarkan kepada orang-orang disekitar kita, dan juga tidak kita manfaatkan untuk masyarakat kita. Jadi apa yang kita miliki sekarang jadikan itu dalam bentuk kepedulian terhadap sesama.




Belum ada Komentar untuk "RASA KEPEDULIAN MULAI LENTUR DAN LUNTUR"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel