6 Cara Mengatasi Konflik dalam Organisasi agar Tetap Satu Visi
Sabtu, 18 Januari 2020
Tambah Komentar
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari hubungan dengan orang lain. Berorganisasi adalah salah satu cara manusia memenuhi kebutuhannya, seperti dalam bekerja, kegiatan sosial, dan sebagainya. Menyatukan beberapa orang dalam satu visi tidaklah mudah. Diperlukan cara mengatasi konflik dalam organisasi agar tetap satu visi.
1. Menjalin Komunikasi Terbuka
Komunikasi yang terbuka sangat berguna untuk menjaga hubungan antar anggota dalam organisasi agar tetap harmonis dan terhindar dari konflik yang berkepanjangan. Serta agar terhindar dari kesalahpahaman dan fitnah. Apabila tengah terjadi konflik internal ataupun eksternal, sebaiknya didiskusikan dan dicari akar persoalannya, sehingga mampu dirumuskan solusi yang terbaik.
Komunikasi yang terbuka sangat berguna untuk menjaga hubungan antar anggota dalam organisasi agar tetap harmonis dan terhindar dari konflik yang berkepanjangan. Serta agar terhindar dari kesalahpahaman dan fitnah. Apabila tengah terjadi konflik internal ataupun eksternal, sebaiknya didiskusikan dan dicari akar persoalannya, sehingga mampu dirumuskan solusi yang terbaik.
Keterbukaan dalam komunikasi ini juga mempercepat penyelesaian konflik agar tidak semakin memanas. Solusi juga mudah ditemukan dengan berkomunikasi secara terbuka yang dilakukan pihak yang terlibat konflik. Sikap terbuka atau tidak menyembunyikan persoalan merupakan hal yang seharusnya dilakukan demi kelancaran hubungan dalam organisasi.
2. Menyelesaikan Persoalan dengan Proaktif
Bersikap proaktif hendaknya dilakukan oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi, entah organisasi apapun itu. bagaimana sikap yang proaktif dalam penyelesaian konflik? Ketika terjadi konflik dalam organisasi, maka setiap anggota organisasi seharusnya mampu berperan aktif untuk menyelesaikan konflik secara tuntas dengan memberikan alternatif pemecahan masalah.
Bersikap proaktif hendaknya dilakukan oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi, entah organisasi apapun itu. bagaimana sikap yang proaktif dalam penyelesaian konflik? Ketika terjadi konflik dalam organisasi, maka setiap anggota organisasi seharusnya mampu berperan aktif untuk menyelesaikan konflik secara tuntas dengan memberikan alternatif pemecahan masalah.
Kontribusi yang aktif ini juga harus dilakukan dengan kepala dingin, sehingga suasana tidak memanas dan bisa membahas tuntas persoalan dengan tepat. Dengan demikian, akan ditemukan solusi yang tepat dan diterima oleh semua pihak. Seiring dengan hal ini, kelangsungan hubungan dalam organisasi bisa berjalan dengan baik.
3. Membuat Prosedur Penyelesaian Konflik
Cara mengatasi konflik organisasi sangat efektif jika diterapkan prosedur penyelesaian konflik dalam suatu organisasi. Pembuatan prosedur ini hendaknya dirumuskan secara sistematis agar setiap kali terjadi konflik bisa segera ditangani dengan adil sesuai peraturan resmi perusahaan. Penyelesaian ini dimulai dari pelaporan dan penelusuran kasusnya.
Cara mengatasi konflik organisasi sangat efektif jika diterapkan prosedur penyelesaian konflik dalam suatu organisasi. Pembuatan prosedur ini hendaknya dirumuskan secara sistematis agar setiap kali terjadi konflik bisa segera ditangani dengan adil sesuai peraturan resmi perusahaan. Penyelesaian ini dimulai dari pelaporan dan penelusuran kasusnya.
Setelah jelas persoalannya, Anda bisa mengetahui seberapa besar masalah tersebut beserta pihak yang terlibat. Dengan demikian, penyebab persoalan bisa diketahui dan pihak yang bersangkutan bisa ditindak sesuai peraturan yang sudah menjadi hasil kesepakatan bersama. Penyelesaian konflik ini juga mengupayakan adanya solusi atas kesepakatan bersama.
4. Mengarahkan Anggota untuk Bersikap Fleksibel
Sikap fleksibel hendaknya dimiliki oleh setiap anggota organisasi. dengan sikap fleksibel, seseorang mampu menerima pendapat orang lain dan peka terhadap perubahan. Sikap yang semacam ini mampu menjaga kelangsungan organisasi yang minim konflik. Perubahan yang terjadi bisa disikapi dengan kepala dingin dan organisasi bisa mengalami kemajuan.
Sikap fleksibel hendaknya dimiliki oleh setiap anggota organisasi. dengan sikap fleksibel, seseorang mampu menerima pendapat orang lain dan peka terhadap perubahan. Sikap yang semacam ini mampu menjaga kelangsungan organisasi yang minim konflik. Perubahan yang terjadi bisa disikapi dengan kepala dingin dan organisasi bisa mengalami kemajuan.
5. Membudayakan Sikap Toleransi
Sikap toleransi merupakan sikap saling menghargai antar anggota organisasi, sehingga bisa menerima perbedaan latar belakang, pemikiran, dan juga sikap dari setiap individu. Berkaitan dengan hal tersebut, membudayakan sikap toleransi merupakan salah satu cara mengatasi konflik yang efektif, sehingga setiap anggota bisa bekerja sama dengan baik.
Sikap toleransi merupakan sikap saling menghargai antar anggota organisasi, sehingga bisa menerima perbedaan latar belakang, pemikiran, dan juga sikap dari setiap individu. Berkaitan dengan hal tersebut, membudayakan sikap toleransi merupakan salah satu cara mengatasi konflik yang efektif, sehingga setiap anggota bisa bekerja sama dengan baik.
Hubungan baik dalam berorganisasi bisa terjalin baik dan lancar jika membudayakan sikap toleransi dalam interaksi antar anggota organisasi. Diskusi dalam menjalankan kegiatan, penerapan peraturan, ataupun pengambilan keputusan bisa memenuhi setiap aspirasi anggota, sehingga perbedaan yang ada bisa disesuaikan, sehingga diperoleh kesepakatan bersama.
6. Menerapkan Peraturan yang Adil
Keadilan merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus diterapkan dalam suatu organisasi agar tidak terjadi bentrokan kepentingan. Hak dan kewajiban dari setiap anggota dalam organisasi juga bisa terbagi secara merata sesuai dengan porsinya masing-masing. konflik yang terjadi dalam organisasi bisa diatasi dengan menerapkan peraturan yang adil.
Keadilan merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus diterapkan dalam suatu organisasi agar tidak terjadi bentrokan kepentingan. Hak dan kewajiban dari setiap anggota dalam organisasi juga bisa terbagi secara merata sesuai dengan porsinya masing-masing. konflik yang terjadi dalam organisasi bisa diatasi dengan menerapkan peraturan yang adil.
Dengan peraturan yang adil, maka setiap anggota organisasi bisa menjalankan kewajiban dan memenuhi haknya sesuai dengan peraturan perusahaan. Dengan sistem ini, maka penyebab konflik berupa ketidaksetaraan perlakuan bisa dihindari. Dengan demikian, sebuah organisasi bisa terhindar dari konflik internal. Jangan salah, banyak sekali perselisihan yang berawal dari perasaan tidak adil.
Dalam sebuah organisasi, pasti pernah mengalami konflik, baik internal, maupun eksternal. Memang banyak hal pemicu konflik dan Anda harus berupaya untuk menghindarinya atau meminimalisirnya agar jangan sampai terlibat konflik yang berkepanjangan. Cara mengatasi konflik tersebut efektif untuk meredam dan menyelesaikan konflik dalam suatu organisasi.
Belum ada Komentar untuk "6 Cara Mengatasi Konflik dalam Organisasi agar Tetap Satu Visi"
Posting Komentar