Menjadi Pahlawan, Bukan Sok Pahlawan
Menjadi seorang pahlawan tentu menjadi idaman bagi
banyak orang. Selain dikagumi dan menjadi pujaan dimana-mana, menjadi pahlawan
juga membawa kebanggaan karena akan dikenang sepanjang masa. Namun, alih-alih
menjadi pahlawan, banyak orang saat ini terjebak dalam tindakannya sendiri
sehingga mengakibatkan ia mendapat julukan si sok pahlawan dari orang lain.
Arti pahlawan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela
kebenaran ; pejuang yang gagah berani.
Tentu saja, dalam abad millennial,
perjuangan seorang pahlawan tidak lagi diukur ketika berani mengangkat senjata
melawan penjajah melainkan salah satunya adalah bagaimana ia bersikap dan
bertindak terhadap ketidak-adilan, kesewenang-wenangan dan tindakan merusak
yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa dan negara. Apakah ia berani berkata
tidak atau diam dan tidak perduli atau malah ikut berpartisipasi.
Menjadi seorang pahlawan tentu menjadi idaman bagi banyak
orang. Selain dikagumi dan menjadi pujaan dimana-mana, menjadi pahlawan juga
membawa kebanggaan karena akan dikenang sepanjang masa. Namun, alih-alih
menjadi pahlawan, banyak orang saat ini terjebak dalam tindakannya sendiri
sehingga mengakibatkan ia mendapat julukan si sok pahlawan dari orang lain.
Arti pahlawan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela
kebenaran ; pejuang yang gagah berani.
Tentu saja, dalam abad millennial,
perjuangan seorang pahlawan tidak lagi diukur ketika berani mengangkat senjata
melawan penjajah melainkan salah satunya adalah bagaimana ia bersikap dan
bertindak terhadap ketidak-adilan, kesewenang-wenangan dan tindakan merusak
yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa dan negara. Apakah ia berani berkata
tidak atau diam dan tidak perduli atau malah ikulebih kecil, yaitu kehidupan
bermasyarakat, menjadi seorang pahlawan berarti berani berjuang dan berkorban
bagi orang lain demi kemajuan dan kebaikan orang tersebut meski tidak membawa
keuntungan apapun baginya.
Sementara itu, arti sok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah berlagak (suka pamer dan sebagainya) ; merasa mampu dan sebagainya,
tetapi sebenarnya tidak.
Jadi, terjemahan bebas dari sok pahlawan adalah orang yang
berlagak berani dan berkorban dalam membela (yang kayaknya)
kebenaran padahal bukan.
Karena ia sendiri tidak mampu melihat apa itu kebenaran.
Kalau mau diberikan acuan, beberapa ciri dibawah ini sepertinya
bisa dijadikan barometer seseorang bisa dikatakan sok pahlawan atau bukan.
Pertama, keingintahuan yang sangat mendalam terhadap kehidupan
orang lain tanpa orang tersebut memintanya alias kekepoan yang
hakiki. Memang, ingin tahu mengenai kehidupan orang lain itu sangat wajar bagi
kita yang juga disebut sebagai makhluk sosial namun akan menjadi tidak wajar
apabila keingintahuan itu sampai menyentuh hal-hal yang sangat pribadi dari
orang tersebut tanpa orang itu mau membukanya terlebih dahulu untuk kita.
Biasanya kita ingin tahu itu hanya sekedar mencari bahan gosip
buat pembicaraan atau perbandingan bukannya ingin menolong atau memberi
bantuan. Lagipula, sebagai yang pertama membawa berita, segala perhatian pasti
akan berpusat di kita, bukan?
Demikian juga dengan masalah orang, rasa sok pahlawan yang ada
mengakibatkan kita juga mau turut serta menyelesaikan masalah itu dari sudut
pandang kita meski yang bersangkutan tidak pernah meminta kita dalam pencarian
jalan keluar dari masalah tersebut.
Tentu saja, tujuan kita melakukan itu biasanya untuk kepentingan
ego kita sendiri. Kalau kita berhasil memberikan jalan keluar, bukankah nama
kita akan menjadi harum sepanjang masa?
Kedua, pemberi solusi dan pendapat yang paling benar sedunia.
Usia dan jabatan memang bisa membuat kita seolah-olah menjadi orang yang paling
benar sedunia. Tidak ada yang boleh membantah apalagi berargumen dengan kita.
Padahal tingkat kematangan pribadi seseorang tidak tergantung
usia apalagi jabatan seseorang melainkan bagaimana dia merespon ketika masalah
dan tantangan datang menghampiri kehidupannya, apakah dia akan menjauhi atau
menghadapi nya dengan bijaksana.
Dengan memperlakukan diri kita sebagai orang paling benar
sedunia, kita akan menutup pintu terhadap segala kemungkinan baik yang akan
terjadi. Sikap sok pahlawan ini juga akan membuat kita melihat segala sesuatu
dari sudut pandang kita dan bisa mengakibatkan penilaian menjadi sangat
subjektif dan cenderung tidak adil.
Cukup rasanya menyebutkan dua hal saja karena hal-hal yang lain
tentu sebenarnya bisa kita tulis dan rasakan sendiri asal mau membuka mata dan
hati nurani.
Mari kita sama-sama belajar untuk menjadi pahlawan buat negara,
lingkungan, teman, sahabat dan keluarga. Berikanlah yang terbaik yang dapat
kita berikan tanpa pamrih.
Namun hati-hati, jangan sampai malah kelewatan menjadi sok
pahlawan.
Selamat Hari Pahlawan.
Belum ada Komentar untuk "Menjadi Pahlawan, Bukan Sok Pahlawan"
Posting Komentar