DESA YANG INDAH UNTUK DIKENANG


Saat aku dilahirkan di bumi, aku merasa ada yang janggal ketika kita hidup di perantauan namun tak menceritakan tentang desa yang telah menghidupkanku sejak kecil sampai aku tumbuh besar. 

Rumah yang terletak di tengah desa kecil, yang dihimpit sawah dan perkebunan. Seiring berjalanya waktu lambat laut telah  hilang. Sejujurnya banyak tempat yang jauh lebih indah dari desa ini, tapi daerah ini memberikan keindahan dan kenangan tersendiri bagi ku. Mungkin kebanyakan  orang yang setiap hari melewati desaku  merasa biasa saja, tidak ada yang istimewa. Padahal, desa ini begitu indah dan damai. Namun, perlahan banyak tumbuh rumah-rumah yang dibangun di areal persawahan tersebut. Lambat laun, kemungkinan besar pemandangan tak kan lagi seindah dulu dan sekarang. Sekarang saja sudah jauh berbeda dari dahulu. 

Teringat sesuatu ketika aku pulang dan melihat perbedaan desaku yang dulu dengan yang sekarang, " huft desa yang dulu bukan lagi desa yang indah." Sepenggal kata tersebut sepontan terucap dari mulutku. Ketika aku menengok jendela belakang rumahku sawah sudah tak lagi indah sudah banyak di isi oleh perumahan perumahan milik orang. Baru sadar bahwa hal yang indah akan hilang dan hal buruk selalu mengikuti apa yang hal indah lakukan. Apa mungkin desakau ingin berkembang? aku bertanya dalam hati.

Pertanyaan itu yang selalu menghantui pikiranku hingga akhirnya aku menemukan jawaban itu. "Bahwa hal indah akan hancur ketika kita tidak bisa merawatnya." jawaban itulah yang membuatku merasa nyaman dan tidak menghantuiku lagi.

Tempat favoritku ketika sore hari yaitu sawah, dulu ketika aku tidak ada kegiatan di dalam rumah aku selalu menyendiri di sawah belakang rumah di bawah pohon kelapa sambil membawa segelas kopi hangat yang menemaniku di sore hari, dan sebuah buku yang sering aku baca ketika aku sedang sendiri.

Angin sepoi-sepoi, tanaman padi yang serempak bergoyang bersamaan sesuai alur angin yang membawanya bergerak, langit biru yang begitu damai dipandang, awan putih yang selalu setia menemani langit biru membuat suasana tersebut terasa damai, tetapi semua itu sudah tidak lagi kurasakan. "Desaku yang dulu bukan lagi desa yang indah namun aku selalu berdoa." Tetaplah menjadi desa yang selalu ku kenang walau rerumputan dan perkebunan sudah menjadi batu dan baja," terasa sedih ketika aku mengingat desaku. Desaku yang dulu bukan desa yang indah lagi.

Tetapi aku sesalu ingin pulang ke sana !
Karena di desa itu ada sosok yang selalu ku rindukan yaitu IBU.

Terima kasih desaku yang sudah menjadi hal yang menguntungkan. Dan aku  berharap semoga desa kecil nan indah itu selalu menjadi desa yang makmur, tentram dan damai. Dan semoga saja aku bisa menjadi hal yang menguntungkan untuk desaku. 

Adakah yang lebih indah dari semua ini ?
Rumah mungil dan cerita cinta yang megah bermandi cahaya di pandang bintang aku bahagia. Sepenggal lagu itu membuat ku yakin bahwa desaku tetap menjadi desa yang penuh cerita, cinta, dan cahaya.  I have my life in village.


Belum ada Komentar untuk "DESA YANG INDAH UNTUK DIKENANG"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel