RELAWAN PMI & TUGAS KEMANUSIAAN
Selasa, 24 Desember 2019
Tambah Komentar
Hari
Relawan PMI (Palang Merah Indonesia) yang diperingati setiap tanggal 26
Desember, bermula dari bencana Tsunami Aceh lalu, dimana relawan PMI lah yang
paling cepat datang, paling banyak datang dan paling lama bertugas di Aceh saat
terjadi gempa 9,3 SR dan menyebabkan Tsunami waktu itu. Bukan hanya itu,
berangkat dari penganugrahan Medali Hendry Dunant oleh Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional pada saat Konferensi Internasional Tanggal 11
November 2005 di seoul kepada Indonesia melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
Tanggal
26 Desember 2019 tepatnya 15 Tahun, kita kembali memperingati hari relawan PMI.
momentum yang sangat bersejarah bagi insan kemanusiaan ini tentunya akan
mengisahkan perjalanan relawan PMI dalam tugas-tugas kemanusiaan baik dalam
penanganan bantuan bencana alam maupun bencana ulah manusia.
Dalam
pelaksanaan tugas dan kegiatannya, Relawan menjadi garis terdepan, Palang Merah
Indonesia memiliki Relawan yang tergabung dalam Kelompok Tenaga Sukarela (TSR),
Korps Sukarela (KSR), serta Palang Merah Remaja (PMR).
Kisah dan
Tugas Relawan PMI
Seseorang
yang mengalami bencana akan dihadapkan pada situasi sulit. Bencana merupakan
suatu kejadian yang mengganggu kehidupan normal dan melampaui kapasitas
seseorang atau masyarakat untuk mengatasinya. Masalah kehilangan dapat
berdampak pada terganggunya keseimbangan kondisi psikologis seseorang;
kehilangan harta benda, kehilangan orang terdekat, maupun penghasilan.
Ketidakseimbangan kondisi psikologis dapat dirasakan dalam bentuk terganggunya
fungsi psikologis seseorang seperti fungsi pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
Keadaan
ini semakin diperparah dengan jumlah pengungsi yang tidak sesuai dengan tempat
pengungsian. Mereka kebanyakan tidak mendapatkan tempat yang layak untuk
tinggal bahkan hanya untuk beristirahat saja. Kurangnya pasokan makanan yang
bergizi juga menyebabkan para pengungsi mudah terserang penyakit. Mereka tidak
mampu bersekolah dan harus tidur di tempat yang seadanya. Bencana alam
dipastikan akan berdampak pada psikologis anak-anak. Kondisi ini dapat
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas mental sebagai dampak traumatis
kejadian tersebut.
Sejak
didirikan pada 1945 hingga kini (2019), PMI telah berkembang pesat. Keputusan
Presiden RIS Nomor 25 tahun 1950 dan Keputusan Presiden Nomor 246 tahun 1963
mengukuhkan keberadaan PMI sebagai satu-satunya organisasi yang menjalankan
tugas-tugas palang merah di wilayah Republik Indonesia. Artinya, PMI juga
memiliki tugas untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan
penyebarluasan Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI).
Penanganan
Bencana terdiri dari :
1.
Pra-Bencana
Kesiapsiagaan,
Sistem peringatan dini dan informasi manajemen bencana, Mitigasi, Penyadaran
risiko dan dampak bencana
2. Saat
Bencana
Evakuasi
korban, Pertolongan pertama, Penampungan darurat, Pendirian dapur
umum.,Penyediaan air bersih dan sanitasi, Relief
3. Pasca
Bencana
Rehabilitasi
:
Dewasa
ini tantangan yang di hadapi relawan dalam melaksanakan Manajemen Relawan
sangat bervariatif seperti Masyarakat yang belum memahami Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah, Kurangnya pemahaman mengenai Kerelawanan dan sensitif
gender, Terbatasnya kapasitas dan sumber daya organisasi. Beberapa Perhimpunan
Nasional di banyak wilayah dipandang masyarakat sebagai organisasi pemerintah,
elit, kuno atau fokus pada tanggap darurat, melakukan rekrutmen hanya kepada
segmen tertentu di masyarakat. Beberapa Perhimpunan Nasional mempunyai
kapasitas terbatas untuk menerima pembaharuan, keterbukaan terhadap kelompok
yang berbeda sangat bervariasi. Kurangnya sumber daya finansial dan strategi
rekrutmen, lemahnya struktur dan kondisi geografis, kadang-kadang menyulitkan
(persyaratan) untuk orang yang ingin menjadi Relawan sehingga membatasi
rekrutmen dan keragaman Relawan. Situasi keamanan dan kebudayaan.
Bagi
relawan- relawan muda, adalah penting untuk membangun hubungan kerja dengan
staf. Perspektif relawan akan berkembang dari Idealis kearah Realistis. Hal ini
dapat terjadi apabila staf dapat memberikan pandangan dalam analisa dan
evaluasi lingkungan yang demokratis. Mengekang kegiatan relawan akan menutup
komunikasi dan membangun perlawanan. Kepercayaan diri para relawan- relawan
muda sangat dipengaruhi oleh keterlibatan mereka dalam kegiatan- kegiatan
dimana mereka bebas untuk belajar dan berkembang. Sinergi, dimana efek hasil
kerja tim lebih besar dari efek hasil kerja individual. Kerja tim akan
menghasilkan semangat kebersamaan dan pengakuan. Hal ini dapat terjadi pada
saat setiap kegiatan Relawan maupun Staf, berkontribusi terhadap pencapaian
misi organisasi. Memastikan bahwa pembagian tugas untuk semua posisi Relawan
dan Staf memperhatikan kesempatan peran dan tanggung jawab Relawan dan Staf
untuk mencapai tujuan dalam berbagai prioritas organisasi.
Kegiatan
Relawan telah menjadi Jantung Kehidupan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah sejak pertama kali didirikan. Meskipun lingkungan kerelawanan berkembang,
kegiatan Relawan pada Peperangan di Solferino terus menginspirasi dan memandu
Gerakan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat rentan. Memobilisasi Relawan
untuk melayani masyarakat rentan harusnya menjadi Kompetensi Kunci Perhimpunan
Nasional. Kemampuan ini secara terus menerus dipertanyakan. Dalam rangka
tugas-tugas kepalangmerahan, Pengurus PMI Cabang menugaskan Relawan PMI
(KSR-TSR) sesuai dengan prosedur organisasi, keahlian dan kebutuhan. Para
Relawan PMI (KSR-TSR) telah dipersiapkan melalui Pelatihan sehingga mampu untuk
ditugaskan sesuai kompetensinya pada tugas-tugas kepalangmerahan (Pelayanan
& Pengembangan Organisasi) baik secara mandiri maupun dengan pendampingan.
Bagian
penting dalam setiap operasi tanggap darurat adalah mobilisasi Relawan. Tanpa
relawan, PMI tidak mempunyai kapasitas untuk respons. Agar relawan dapat
memberikan kontribusi secara efektif, mereka harus dilatih sehingga memiliki
keterampilan yang memadai, diberikan peran, dan jabaran tugas yang jelas, di
kelola dengan baik, diperlakukan dan diakui. Manajemen Relawan SEBELUM
(kesiapsiagaan), SAAT (tanggap darurat) dan SETELAH bencana (rehabilitasi),
harus dipandang sebagai tugas dasar setiap perhimpunan nasional.
Banyak
Relawan telah mempunyai sejarah kerelawanan yang menimbulkan pertanyaan
perbandingan seperti, ‘apakah relawan sekarang berbeda dengan dulu, beberapa
dekade yang lalu?’. Jawaban dari pertanyaan ini dapat seperti yang digambarkan
seorang ‘veteran relawan’, yang mengatakan,“Ya, dulu relawan hanya ingin melayani
masyarakat. Sekarang mereka punya ekspektasi yang tinggi, mereka ingin
‘mendapatkan’ sesuatu, juga, lebih ber-orientasiinsentif dan lebih sadar
terhadap segala hal”. Juga terdapat perbedaan besar saat berdiskusi mengenai
permasalahan relawan dengan orang yang berasal dari anggota Regional Disaster
Response Teams (RDRTs), atau dari Perhimpunan Nasional Negara lain/ Partner
National Societies (PNS) yang mempunyai latar belakang relawan atau telah
menerima pelatihan tentang kerelawanan. Mereka mempunyai pemahaman yang lebih
baik, juga kepekaan kemanusiaan dalam hubungannya dengan kerelawanan.
#salam_kemanusiaan
#PMI_kecamatan_benda_solid
#saya_relawan_saya_PMI
#kerja_bersama_untuk_kemanusiaan
Belum ada Komentar untuk "RELAWAN PMI & TUGAS KEMANUSIAAN"
Posting Komentar