Mau dibawa Kemana?

Pertanyaannya sangat singkat, padat, dan jelas. Mau dibawa kemana?  Jelas, karena ada penjelas pada konteks yang ditanyakan, misalnya saja hubungan, organisasi, dan sebagainya. Lalu, mengapa sangat sulit menjawab dengan pasti dan tegas pertanyaan tersebut ?

Jawaban dari pertanyaan semacam ini sangat luas untuk segera dikerjakan langsung. Mengapa pertanyaan ini muncul? Bisa jadi  lantaran ada sesuatu yang memang belum jelas dampak langsungnya.
Munculnya, bisa karena rasa bosan dan gelisah yang menahun atas kisah yang harusnya menjurus ke satu tujuan pasti, tetapi masih saja dilakukan terus-menerus.

Berbagai macam alasan selalu hadir didalamnya. Lalu, setelah semuanya sudah mencapai jenuh, pertanyaan ini pun muncul.

SIKAP KITA HARUS JELAS.. 

Kita yang memberi atau kita yang diberi. Kalau berani mengambil sikap subjektif, tentu pertanyaan ini tidak akan ada. 

Kita yang memberi, artinya kontrol ada pada kita dan orang lain memahami dan mengerti dengan sikap kita.

Teringat dengan kata John F. Kennedy, "Jangan tanya apa yang negara bisa berikan kepada kamu, tetapi apa yang bisa kamu berikan kepada negara, sudah jelas bahwa sikap, malas, tdk kreatif, tdk punya inisiatif dan  menunggu itulah yang membosankan. Jangan bertindak pasif karena kita dituntut untuk bekerja. Lakukan semua untuk sebuah komitmen yang dibangun, karena tanpa komitmen itu, jelas tidak ada ujung yang membatasi jalan kita.

Jadi mau dibawa kemana? Bersikaplah subjektif. Tetapi jangan pula lah egois, karena kita harus objektif pula melihat masyarakat yang berbeda. 

Yang terpenting, tujuan harus jelas.

Belum ada Komentar untuk "Mau dibawa Kemana?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel